Saturday, November 18, 2006

Berekspresi Tanpa Perlu Bicara

Setahuku, penulis jarang bicara
Berpikir dalam dunianya dan berinteraksi dengan pikirannya
Setahuku, penulis biasanya introvert
Punya ranah sendiri yang tidak ingin dijangkau orang lain
Setahuku, penulis bebas berintepretasi tanpa perlu mulut individu sekitar
Tidak peduli apa kata tetangga dan tidak takut kena somasi

Seperti apa rasanya jadi penulis?
Yang bebas berekspresi tanpa perlu konfirmasi
Bahagiakah hidup sebagai penulis?
Yang leluasa melontarkan ide tanpa perlu berdandan rapi
Apa yang dirasa seorang penulis?
Ketika kontemplasinya direnungkan khalayak atau justru dianggap sampah susastra

Bisakah semua orang menjadi penulis?
Jika setiap manusia bisa merasakan semilir angin dan sejuk udara
Adakah jalan untuk menuangkannya?
Ketika semua perasaan harus diragukan kebenarannya
Kenapa harus ragu?
Bukankah punya perasaan dan pemikiran itu sah saja
Apa yang harus diperdebatkan?
Bukankah wajar jika dingin yang kurasa belum tentu dingin untukmu
Mengapa semua harus serba tepat?
Jika kebenaran mutlak itu hanya milik Sang Pencipta,
Dan manusia bebas memberi arti pada setiap pertanda dan apa yang dirasa

Bisakah semua orang menjadi penulis?
Sekadar menulis emosi yang menyeruak ketika ditampar udara bergerak
Sekadar berekspresi tanpa perlu banyak bicara,
Apalagi bertanya...

Bandung, November 18, 2006

Labels:

Friday, November 17, 2006

Yang Rutin dan Insidental

Bangun. Mandi. Gak sempat sarapan pagi. Cabut kerja. Langsung liputan atau mampir kantor dulu. Nyalain komputer. Telpon orang. Janjian. Ketemuan. Sampe sore di jalan. Balik kantor. Ngetik. Telpon-telpon lagi. Kurang ini kurang itu. Cacat sini cacat situ. Rewrite. Salah di sini salah di situ. Sarapan lewat jam 8 malem. Speechless...

Liputan. Liat anak difabel. Mengintip Indonesia. Seru. Menginspirasi. Bikin ficer. Terserah mau dimuat apa gak. Pokoknya gw seneng.



Jalan di bawah pohon rindang. Ketemu penjual buku. Menarik. "Buku jendela dunia," itu katanya. Ngobrol. Tukar cerita. Pengagum Frank Lloyd Wrigt. Suka buku-buku arsitektur. Perantau. Suka travelling. Sangat mengispirasi. Kepikir buat bikin profil. Ajukan gagasan ke kantor. Diterima dengan banyak ini itu. Sempat bikin bete. Meskipun ditulis juga. Terserah mau dimuat apa gak. Pokoknya gw seneng.

Liputan polisi. Juga pengadilan. Sinis. Pesimistis. Yang ini kemungkinan besar dimuat. Kayaknya harus berhenti seneng. Ciao...

Monday, November 13, 2006

Someday I'll be Saturday Night

Hey, man Im alive Im takin each day and night at a time
Im feelin like a monday but someday Ill be saturday night

Hey, my name is Jim, where did I go wrong
My lifes a bargain basement, all the good shits gone
I just cant hold a job, where do I belong
Im sleeping in my car, my dreams move on

My name is billy jean, my love was bought and sold
Im only sixteen, I feel a hundred years old
My foster daddy went, took my innocence away
The street life aint much better, but at least I get paid

And tuesday just might go my way
It cant get worse than yesterday
Thursdays, fridays aint been kind
But somehow Ill survive

Hey man Im alive Im takin each day and night at a time
Yeah Im down, but I know Ill get by
Hey hey hey hey, man gotta live my life
Like I aint got nothin but this roll of the dice
Im feelin like a monday, but someday Ill be saturday night

Now I cant say my name, and tell you where I am
I want to roll myself away, dont know if I can
I wish that I could be in some other time and place
With someone elses soul, someone elses face

Im gonna pick up all the pieces and whats left of my pride
Im feelin like a monday, but someday Ill be saturday night

Saturday night here we go
Some day Ill be saturday night
Ill be back on my feet, Ill be doin alright
It may not be tomorrow baby, thats ok
I aint goin down, gonna find a way, hey hey hey

(Hope this will come true, someday
Where I'm dying to wait that day
I'll smile at last and wont last
Hope so...)

Bandung, November 13, 2006

Labels:

Malaikat di Lapangan Sepakbola

Ceritanya, gw abis mewawancarai seorang petinggi pengurus daerah sebuah cabang olahraga
Wawancara berlangsung cukup menarik sehingga memakan durasi lama
Belum pernah gw ketemu Bapak itu sebelumnya, begitupun dia
Heran juga, kami langsung merasa cocok pada pembicaraan pertama
Scene berikut adalah cuplikan di penghujung wawancara

Me: Pak, klo ada yang kurang bisa saya hubungi Bapak lewat telpon ya?
Angel1: Oh boleh banget, Mba. Kapan saja.
Ini nomer saya, catat semua ya. Saya pake tiga nomor
Me: ...???

Sesampainya di kantor
Nada dering Doraemon berbunyi dari Z-600 gw

Angel1: Gimana, Mba? Sudah selesai? Ada yang kurang biar sekalian saya jelaskan?
Me: ... ???(again)

Kenapa si tokoh gw sebut Angel1?
Karena ada Angel2 yang datang khusus buat gw, hari ini

Scene diambil di depan Stadion Pajajaran
Sesaat sebelum gw naik angkot balik ke kantor
Seorang gadis tergopoh-gopoh menghampiri

Angel2: Mba..Mba..mba wartawan ya?
Me: E....iya..kenapa, Mba?
Angel2: Ya gak papa, Mba. Cuma tanya aja
Wartawan ****** ya, Mba?
Me: E....iya..kenapa, Mba? (sambil garuk-garuk kepala)
Angel2: Ya gak papa, Mba. Boleh kenalan?
Nama Mba siapa?
Wartawan ya Mba... (sambil tersipu-sipu)
Enak ya Mba
Ya udah deh gitu aja, sampai ketemu ya, Mba
Me: ...??? (again)

Itulah akhir cerita film pendek gw hari ini
Penuh kejutan, berbau misteri, mengundang penasaran
Siapakah para Malaikat di Lapangan Sepakbola itu?
Hiiiii.........

Bandung, November 13, 2006

Labels:

Sunday, November 12, 2006

Kapan ya?

Tadi gw ke Sabuga, tempat Anak Gaul Bandung 'berolahraga' di Minggu pagi
Sabuga emang komplit!
Dari mulai kolam renang, lapangan bola, tenis, basket, pokoknya sagala aya deh...
Jajanan??!! Tentu aja kegiatan ikutan ini gak kalah banyak jumlahnya sama prasarana olahraga yang tersedia

Setelah muter-muter ke berbagai UKM dan ngeliat anak kecil pada latihan sepakbola,
gw duduk di bawah sebuah pergola panjang, beralas ubin batu bertekstur
Sejauh mata memandang, hamparan pasangan muda terlihat amat bahagia
Duduk saling berhimpit, sesekali tangan saling bergamit, dan pandangan tak pernah berlawanan
Berutas senyum tergambar di sudut bibir, ada yang lengkap dengan cekungan lesung pipit
Kapan ya gw bisa 'menjadi' mereka?

Kapan ya gw bisa duduk di tempat yang sama dengan perasaan yang jauh berbeda?
Bicara omong kosong seputar kedatangan UFO hingga tebak-tebakan bentuk upil?
Berebut tetes terakhir dari satu-satunya botol aqua yang dibawa pagi itu, sambil tertawa lepas mengalahkan kuntilanak
Kapan ya gw bisa berlama-lama menikmati bunga jingga yang bertaburan sepanjang pergola tanpa khawatir tulisan gak selesai?
Kapan ya gw hanya bisa mendengar suara orang di sebelah gw tanpa terngiang denting lift yang angker*?
Kapan ya???

Kapan yang tak kunjung datang
Namun kan kunanti, selamanya

*akan gw ceritakan kemudian
Bandung, November 12, 2006

Labels: