Setahuku, penulis jarang bicara
Berpikir dalam dunianya dan berinteraksi dengan pikirannya
Setahuku, penulis biasanya introvert
Punya ranah sendiri yang tidak ingin dijangkau orang lain
Setahuku, penulis bebas berintepretasi tanpa perlu mulut individu sekitar
Tidak peduli apa kata tetangga dan tidak takut kena somasi
Seperti apa rasanya jadi penulis?
Yang bebas berekspresi tanpa perlu konfirmasi
Bahagiakah hidup sebagai penulis?
Yang leluasa melontarkan ide tanpa perlu berdandan rapi
Apa yang dirasa seorang penulis?
Ketika kontemplasinya direnungkan khalayak atau justru dianggap sampah susastra
Bisakah semua orang menjadi penulis?
Jika setiap manusia bisa merasakan semilir angin dan sejuk udara
Adakah jalan untuk menuangkannya?
Ketika semua perasaan harus diragukan kebenarannya
Kenapa harus ragu?
Bukankah punya perasaan dan pemikiran itu sah saja
Apa yang harus diperdebatkan?
Bukankah wajar jika dingin yang kurasa belum tentu dingin untukmu
Mengapa semua harus serba tepat?
Jika kebenaran mutlak itu hanya milik Sang Pencipta,
Dan manusia bebas memberi arti pada setiap pertanda dan apa yang dirasa
Bisakah semua orang menjadi penulis?
Sekadar menulis emosi yang menyeruak ketika ditampar udara bergerak
Sekadar berekspresi tanpa perlu banyak bicara,
Apalagi bertanya...
Bandung, November 18, 2006
Labels: mumbling