Yang Rutin dan Insidental
Bangun. Mandi. Gak sempat sarapan pagi. Cabut kerja. Langsung liputan atau mampir kantor dulu. Nyalain komputer. Telpon orang. Janjian. Ketemuan. Sampe sore di jalan. Balik kantor. Ngetik. Telpon-telpon lagi. Kurang ini kurang itu. Cacat sini cacat situ. Rewrite. Salah di sini salah di situ. Sarapan lewat jam 8 malem. Speechless...
Liputan. Liat anak difabel. Mengintip Indonesia. Seru. Menginspirasi. Bikin ficer. Terserah mau dimuat apa gak. Pokoknya gw seneng.
Jalan di bawah pohon rindang. Ketemu penjual buku. Menarik. "Buku jendela dunia," itu katanya. Ngobrol. Tukar cerita. Pengagum Frank Lloyd Wrigt. Suka buku-buku arsitektur. Perantau. Suka travelling. Sangat mengispirasi. Kepikir buat bikin profil. Ajukan gagasan ke kantor. Diterima dengan banyak ini itu. Sempat bikin bete. Meskipun ditulis juga. Terserah mau dimuat apa gak. Pokoknya gw seneng.
Liputan polisi. Juga pengadilan. Sinis. Pesimistis. Yang ini kemungkinan besar dimuat. Kayaknya harus berhenti seneng. Ciao...
2 Comments:
form, space, n order? rasanya kok pernah denger ya? lloyd wright? thom mayne? tadao ando? kok rasanya pernah kenal? ah iya. itu kan nama2 di buku2 tebal berwarna di seksi buku impor di gramedia yg gak pernah kebeli.
mbak nuki arsitek ya?
Kapan2 kalo main ke Bandung, jangan lupa mampir ke Jalan Ganesha. Ada seorang penjual buku-buku impor dengan harga yang jauh lebih membumi (atau mengantong alias pas di kantong?). Jelas beda sama harga di Gramedia. Nama2 klise seperti Tadao Ando, Corbu, FLW, ada. Mau yg lebih segar seperti OMA, de Mouron, Tom Wright, ada. Tinggal pilih, Mas...
Matahari arsitek ya?
Post a Comment
<< Home