Thursday, June 21, 2007

my boss made this:

BUKAN PUISI

seorang kekasih menantiku
telanjang
tanpa raga
tanpa jiwa
layaknya ide yang belum terwujudkan

Kau tersenyum lalu berkata. (Mestikah kau tersenyum dulu sebelum berbicara?)
"Lumayan...
tapi kenapa aku tidak menangkap ide apapun. Itu kurang menyentak, tidak punya jiwa. Masihkah itu bisa disebut bukan puisi?"Aku tidak tersenyum lalu menggubah untuknya:
seorang kekasih menantiku
di antara enam juta tiga ratus lima puluh ribu dua puluh lima perempuan kota ini
tidak berwajah
tanpa raga
tidak bersenyum
tanpa jiwa
sosok keindahan terperangkap kesemrawutan manusia
berteman kesunyian
menanti diwujudkan
"Aah... terlalu bertele-tele.

Aku bisa menangkap kerinduanmu di sana namun terdengar klise. Kata-kata seperti itu sudah dipakai orang jutaan kali. Bisakah kau buatkan sesuatu yang lain?"
Kau menatapku. Kilatan mata terasa seperti belati terhunus. Aku menggigil.
Kutarik sepotong tisu. Kutulis beberapa kata di sana kemudian kutinggalkan bersamanya.
seorang kekasih menantiku
aku tak tahu.

Ia menatap punggungku yang masih menggigil.
Tuhan, semoga aku tidak bertemu dengannya lagi.

Labels:

Wednesday, June 20, 2007

Saya benci hujan
Derasnya mengingatkan pada air mata

Saya benci hujan
Menyimpan gemuruh seperti di dalam jiwa

Saya benci hujan
Lampu jalan yang menyala terlalu pagi
Senyuman palsu, menutup gelapnya hati

Saya benci hujan
Karena kini pelangi semakin langka

Labels:

Juni,
Lebat hujan turun di paruh usiamu
Berharap lekat agar yang tersapu lebih bijak, arif, tabah
Terima kasih Pak Sapardi

Labels: