Wednesday, November 22, 2006

Di mana dirimu?

Ternyata, tidak selamanya bermain petak umpet itu menyenangkan
Padahal dulu, bisa sampai larut malam aku memainkannya bersama teman kecilku
Sampai-sampai, ibu kami harus menakut-nakuti dengan cerita seputar hantu yang kerap menyembunyikan bocah di loteng rumah
Hahaha....cerita itu tidak pernah menyurutkan niatku bermain petak umpet

Lain dulu, lain sekarang

Saat ini, aku sedang bermain petak umpet
Tapi tidak lagi bersama teman kecilku
Tapi dengan sesuatu yang kini amat aku butuhkan
Sesuatu yang sangat sulit kuraba tempat ia bersembunyi
Tidak ada jejak kaki dan tidak bisa kudeteksi dimana ia biasa mengubur diri
Tanpa dia, aku hampa
Tanpa dia, aku tidak punya cita-cita
Tidak ada target yang kukejar
Tidak ada angan untuk berpacu dengan yang lain

Mengapa sesuatu itu harus pergi
Di saat aku benar-benar membutuhkannya?
Di saat aku selalu dihujani pertanyaan, "Di mana motivasi kamu?"
Motivasi...
Segala yang aku perlukan ada di dalamnya
Sesuatu yang tidak akan pernah kulihat wujudnya
Sesuatu yang tidak akan pernah kupapas wajahnya

Aku benci bermain petak umpet

Bandung, November 22, 2006

Tuesday, November 21, 2006

Vonis Sudah Dijatuhkan

Tekad sudah bulat
Dukungan sudah didapat
Selangkah lagi...
Mungkin ini keputusan terberat
Tapi menjalaninya pastilah lebih berat
Apa lagi yang patut diperjuangkan?
Jika tidak tersisa keinginan
Penyesalan pasti ada
Hanya berharap secuil bahagia
Dengan cara ini, mungkin...

Kesempatan bertemu teman2 luar biasa
Yang punya sejuta talenta yang pasti akan bersinar
Pernah menjadi bagian dari mereka
Akan aku kenang selamanya
Sembari berharap mereka terus bersemangat
Menjalani hari dimana aku menyerah kalah
Jangan pernah lupa padaku
Kenanglah aku
Karena aku akan terus hidup
Berjuang dengan cara berbeda
Yang mungkin tidak sepantasnya di sini
Di tempat ini...

Bandung, November 21, 2006

Monday, November 20, 2006

Tawa yang Tak Lagi Ada

Tertawa
Dulu, itu hobiku
Tertawa
Dulu, aku identik dengan kebiasaan itu
Mungkin aku terlalu banyak tertawa
Hingga lelah batin ini mencari alasan
Untuk sebersit tawa...

Aku rindu tertawa
Yang dulu tidak pernah kurasa sulit
Aku rindu bahagia
Yang dulu amat kupunya
Aku rindu kehangatan
Yang dulu selalu melingkupi tubuh kerdilku
Tidak perlu usaha keras untuk memberiku rasa hangat
Seperti kukatakan, tubuhku amat kecil
Tapi, kenapa itu sulit kudapat?

Aku rindu Ibuku
Yang selalu ada kapanpun aku merasa sepi
Seperti hari ini
Ketika aku merasa dingin dan sakit sekali...
Bawa aku, Ibu
Ke tempat paling aman yang selalu aku tunggu hadirnya dalam mimpi
Tempat yang hanya diisi bidadari
Dan tidak ada iblis yang mampu mencabik senyumku

Bawa aku ke tempat itu
Tempat yang bisa membuatku tertawa

Bandung, November 20, 2006

Labels:

Sunday, November 19, 2006

Obrolan singkat dari dalam mobil

+ Jadi, kenapa kamu mau jadi penulis?
- Karena aku suka baca
+ Terus?
- Aku cuma pingin jadi pembaca tulisanku
'Gak peduli orang lain suka atau gak
+ Hmm...
Aku denger kmu dulu arsitek, bener?
+ Sampai sekarang masih
- Lho, bukannya dengan jadi penulis kmu berhenti jadi arsitek?
Emangnya rela?
+ Aku sih pingin tetep jadi arsitek
- Gimana bisa?
+ Panjang kalo aku jelasin konsep seorang arsitek menurut aku
Tapi, yang paling gampang, aku bakal sangat seneng kalo dapet kesempatan nulis tentang arsitektur
- Itu masih long way to go, lho...
Kmu harus sadar itu
+ (speechless)

Labels: