Jakarta memang semakin sumpek. Buktinya, ada sesak di setiap tarikan napas. Sesaknya begitu konkret sampai perih di ulu hati. Polusi Jakarta memang semakin tak terbendung. Buktinya, sulit sekali meredam air mata yang tak tahan ingin mengucur. Pedih. Jakarta terlalu bingar hingga aku harus menutup wajahku dan mencari pojok untuk menyendiri. Tapi Jakarta terlalu sempit, aku tidak bisa sembunyi. Selalu bertemu derita yang itu-itu lagi. Salahkan saja Jakarta.
Thursday, January 15, 2009
Monday, January 12, 2009
Awal tahun ini, saya dan tiga teman pergi melancong. Ke sebuah tempat indah yang sudah saya impikan sejak pertama kali melihat Fauzi Baadila via layar televisi datang kesana. Destinasi yang nyata indah. Sempurna. Tapi mengapa, hal yang paling saya ingat dari momen plesiran itu adalah kaos putih yang dikenakan seorang teman bertuliskan "I love you with a heart that knows no one but you." Klise, rendah. Saya.
Januari 2009.
Januari 2009.