Wartawan, Bukan Babu!!
Sekitar lima bulan lalu gw dikasih tau seorang teman akrab tentang iklan lowongan pekerjaan
Raja media di negeri ini mencari sejumlah orang muda untuk mengisi posisi jurnalis
Tanpa pikir dua kali, gw langsung kirim imel guna melamar sang posisi, sambil menahan liur menetes
Rekan satu kantor pada waktu itu juga disinyalir membidik hal serupa
Waktu berlalu
Sebuah petang, hp gw berdering
(bisa ditebak lah siapa pemilik suara di seberang)
Intinya, gw dipanggil tes pertama: wawancara
Angan langsung melayang pada kostum apa yang akan gw kenakan besok pagi saking khawatir salah kostum
Entah karena baju yang gw pilih tepat memikat hati dua pewawancara, atau mereka yg nggak tega nendang gw di babak awal kualifikasi...gw lolos
Selanjutnya, etape demi etape kualifikasi gw jalani
Dengan pengharapan besar untuk diterima menjadi bagian dari 'mereka'
Dan...di sinilah gw sekarang
Benar-benar merasakan menjadi anggota keluarga 'mereka'
Tapi apa yg gw rasakan setelahnya?
Sama sekali tidak nyaman
'Mereka' bukan tempat yang aman bagi gw untuk bersandar
Dan 'mereka' -gw rasa- juga tidak merasa terbantu dengan kehadiran gw
Setengah mati gw cari berkas lowongan pekerjaan yg gw gunting dari harian itu
Apa gw salah apply?
Seinget gw, 'mereka' mencari posisi wartawan, bukan babu, kacung, jongos
Mereka mencari manusia bukan budak belian, meski gw digaji dalam jumlah lebih dari cukup
Klo emang gw salah, tolong sadarkan
Jangan biarin gw berlarut dalam sembilu dan perih tak tertahan
Sendiri...tanpa solusi
Dalam iringan lagu berbahasa sunda,
Hari Pahlawan, 2006
Sekitar lima bulan lalu gw dikasih tau seorang teman akrab tentang iklan lowongan pekerjaan
Raja media di negeri ini mencari sejumlah orang muda untuk mengisi posisi jurnalis
Tanpa pikir dua kali, gw langsung kirim imel guna melamar sang posisi, sambil menahan liur menetes
Rekan satu kantor pada waktu itu juga disinyalir membidik hal serupa
Waktu berlalu
Sebuah petang, hp gw berdering
(bisa ditebak lah siapa pemilik suara di seberang)
Intinya, gw dipanggil tes pertama: wawancara
Angan langsung melayang pada kostum apa yang akan gw kenakan besok pagi saking khawatir salah kostum
Entah karena baju yang gw pilih tepat memikat hati dua pewawancara, atau mereka yg nggak tega nendang gw di babak awal kualifikasi...gw lolos
Selanjutnya, etape demi etape kualifikasi gw jalani
Dengan pengharapan besar untuk diterima menjadi bagian dari 'mereka'
Dan...di sinilah gw sekarang
Benar-benar merasakan menjadi anggota keluarga 'mereka'
Tapi apa yg gw rasakan setelahnya?
Sama sekali tidak nyaman
'Mereka' bukan tempat yang aman bagi gw untuk bersandar
Dan 'mereka' -gw rasa- juga tidak merasa terbantu dengan kehadiran gw
Setengah mati gw cari berkas lowongan pekerjaan yg gw gunting dari harian itu
Apa gw salah apply?
Seinget gw, 'mereka' mencari posisi wartawan, bukan babu, kacung, jongos
Mereka mencari manusia bukan budak belian, meski gw digaji dalam jumlah lebih dari cukup
Klo emang gw salah, tolong sadarkan
Jangan biarin gw berlarut dalam sembilu dan perih tak tertahan
Sendiri...tanpa solusi
Dalam iringan lagu berbahasa sunda,
Hari Pahlawan, 2006
1 Comments:
hehehe...hmmm...mo komentar apaan yah??? hmmm..no comment ajah dech :)
Post a Comment
<< Home