Nikah Masal, Nyok
Semalam, saya menonton eksebisi desain produk bersama beberapa kawan. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan kali ini. Pertemuan dengan sesama rekan kuliah itu membersitkan niat yang saya anggap cukup mulia: Nikah Masal!! Ya, nikah rame-rame, berjamaah, semoga pahalanya lebih banyak.
Ada banyak alasan mengapa saya berkeinginan menikah secara masal. Pertama, karena saya rasa tidak adil menyematkan citra “kampungan” pada prosesi pernikahan masal. Rasanya keren kalau saya bisa sedikit memberi arti lain bagi sosok nikahan masal. Kedua, ngirit! Paling tidak biaya sewa lokasi seremoni (which is biasanya paling mahal) bisa ditanggung rame-rame. Belum lagi biaya event organizer, dokumentasi, dan undangan, yang juga bisa patungan. Sementara soal konsumsi, paling nambah dikit untuk para kerabat. Karena konsep nikah masal yang saya usung melibatkan beberapa orang yang saling kenal, kemungkinan besar tamu yang datang juga sama. Artinya, biaya konsumsi untuk rekan bisa ditekan. Ketiga, saya berasumsi, jika yang menikah 3 orang atau lebih maka besar kemungkinan tamu yang hadir makin banyak. Kerap saya menemukan komentar spontan ketika mendapat undangan pernikahan seorang teman. Begini bunyinya, “Siapa yang married? Si Anu ya? Males dateng ah, nggak terlalu deket. Nanti aja kalau Si Itu yang kawin gue dateng.” Pernikahan seorang teman mungkin bisa ditolak tapi pernikahan 4 orang teman sekaligus? Siapapun rela bolos kerja………. Keempat, bagi the jomblo-ers, nikah masal adalah kesempatan emas mendapat jodoh. Siapa tahu sepupu sang pengantin banyak yang cukup kinclong untuk disabet. Kelima, acara ini bisa dijadikan ajang wisata kuliner. Pasti seru kalau dalam satu pesta ada hidangan ala betawi, jawa, manado, sampai italia…yummy!
Jadi, wahai event organizer…tertantangkah dirimu untuk menyiapkan sebuah seremoni yang penuh citarasa dan sanggup menampung keinginan lebih dari 1 klien dalam 1 waktu? Dan bagi para tamu, bagaimana kalian menyiasati pemberian kado bagi lebih dari 1 teman tanpa membuat mereka adu jotos pascapesta? Dan bagi para calon pengantin, siap menerima sebuah konsep baru? Sini…gabung sama tante!
Semalam, saya menonton eksebisi desain produk bersama beberapa kawan. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan kali ini. Pertemuan dengan sesama rekan kuliah itu membersitkan niat yang saya anggap cukup mulia: Nikah Masal!! Ya, nikah rame-rame, berjamaah, semoga pahalanya lebih banyak.
Ada banyak alasan mengapa saya berkeinginan menikah secara masal. Pertama, karena saya rasa tidak adil menyematkan citra “kampungan” pada prosesi pernikahan masal. Rasanya keren kalau saya bisa sedikit memberi arti lain bagi sosok nikahan masal. Kedua, ngirit! Paling tidak biaya sewa lokasi seremoni (which is biasanya paling mahal) bisa ditanggung rame-rame. Belum lagi biaya event organizer, dokumentasi, dan undangan, yang juga bisa patungan. Sementara soal konsumsi, paling nambah dikit untuk para kerabat. Karena konsep nikah masal yang saya usung melibatkan beberapa orang yang saling kenal, kemungkinan besar tamu yang datang juga sama. Artinya, biaya konsumsi untuk rekan bisa ditekan. Ketiga, saya berasumsi, jika yang menikah 3 orang atau lebih maka besar kemungkinan tamu yang hadir makin banyak. Kerap saya menemukan komentar spontan ketika mendapat undangan pernikahan seorang teman. Begini bunyinya, “Siapa yang married? Si Anu ya? Males dateng ah, nggak terlalu deket. Nanti aja kalau Si Itu yang kawin gue dateng.” Pernikahan seorang teman mungkin bisa ditolak tapi pernikahan 4 orang teman sekaligus? Siapapun rela bolos kerja………. Keempat, bagi the jomblo-ers, nikah masal adalah kesempatan emas mendapat jodoh. Siapa tahu sepupu sang pengantin banyak yang cukup kinclong untuk disabet. Kelima, acara ini bisa dijadikan ajang wisata kuliner. Pasti seru kalau dalam satu pesta ada hidangan ala betawi, jawa, manado, sampai italia…yummy!
Jadi, wahai event organizer…tertantangkah dirimu untuk menyiapkan sebuah seremoni yang penuh citarasa dan sanggup menampung keinginan lebih dari 1 klien dalam 1 waktu? Dan bagi para tamu, bagaimana kalian menyiasati pemberian kado bagi lebih dari 1 teman tanpa membuat mereka adu jotos pascapesta? Dan bagi para calon pengantin, siap menerima sebuah konsep baru? Sini…gabung sama tante!
Labels: wishful thinking
0 Comments:
Post a Comment
<< Home