Tuesday, July 17, 2007

Rekaman Hidup Fotografer

Kalau disuruh memilih tiga obyek yang mewakili perjalanan hidup, saya pasti kelimpungan setengah mati. Menurut saya, sosok Johan (Lim Kay Tong), aktor utama dalam The Photograph, sangat beruntung karena tidak perlu bingung menentukan obyek. Pelabuhan, rel kereta api, dan pojok studio foto, menjadi saksi perjalanan hidup Johan. Awalnya saya berpikir, sempit sekali dunia pria tua itu. Ternyata saya salah. Pertama, profesi Johan sebagai fotografer tentu memberi dia sejuta pengalaman hidup. Kedua, rekaman Johan yang sangat “sedikit” terhadap hidup memberi arti yang jelas kepada hidup itu sendiri. Pria Tionghoa yang berlayar menuju Jawa itu menjalani hari-hari dengan mantap karena ia tahu benar apa yang ia inginkan.

Pelabuhan menjadi saksi kali pertama Johan menapakkan kaki di daratan Jawa. Rel kereta api adalah akhir hidup orang terkasih: istri dan anak. dua destinasi yang ingin kembali dikunjungi Johan sebelum ajal. Kursi, lampu, dan kamera tua dalam sebuah pojok ruang foto telah menjadi napas Johan selama puluhan tahun. Hidup Johan berakhir di sudut ruang itu, di tangan fotografer pengganti. Semua begitu sederhana, begitu mendalam.

Ya. Itulah kesan saya selama 95 menit menonton film karya Nan Achnas di Blitz Megaplex. Akting aktor Singapura sebagai peran utama sangat pantas mendapat penghargaan. Sementara lawan mainnya, Sita (Shanty), punya peran penting untuk membuka kunci hidup Johan. Film ini penuh balutan emosi. Baik emosi “hidup” yang dimainkan aktor-aktris, maupun emosi “beku” yang tertangkap dalam setiap frame foto. Raut sedih, marah, bingung, kesepian, penantian, dan bahagia, ditampilkan apik lewat deretan foto pada dinding. Film ini membuat saya semakin terpesona dengan sesosok Kolektor Momentum….

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home