Tulisan seorang teman tentang pertemuan kala senja.
Sangat menginspirasi.
NARASI
Sabtu, 19 Agustus, jam dua siang waktu Solo. Lagi asyik ngobrol
dengan Robi di kosnya yg teduh di siang tapi gerah di malam hari (he-
he), tiba2 nongol dua sahabat kita, Purwo dan Didik. Kedatangan
mereka lantas mengingatkan pada acara kumpul2 di malam harinya.
Langsung saja pikiran ruwet yg masih bercabang ke rencana persiapan
liputan di Solo dan sekitarnya minggu depan, sontak buyar dan menjadi
lurus kembali. Agenda kerja musti dicampakkan. Bodo! Ini kan
liburan... Tapi busyet, ternyata aku kelupaan belum ngabarin
kepastian ngumpul2nya ke teman2. Sudah jadi kewajiban moral karena
bulan kemarin aku koar2 pengen ngajakin kumpul bareng. Lewat rapat
kilat disepakati: tempat di hik prau STSI, jam 8 malam. Langsung saja
jari-jemariku beraksi. Pencet sana pencet sini sampai akhirnya harus
terhenti saat argo pulsa di hp-ku tinggal menunjuk angka 70 rupiah.
Gak papa, demi 99...
Menjelang senja, masih di kos Robi, datang tamu kejutan yg
menyenangkan. Widi muncul ditemani Kunto, anak 2003 yg juga
tetangganya. Sejurus kemudian menyusul Rudy "Kentang". Setelah
terlibat perbincangan hangat, selepas maghrib Rudy pamit tapi
berjanji akan datang lagi ke venue tepat waktu. Di saat bersamaan,
aku juga meluncur keluar ke Kartosuro untuk menjemput Upi. Dari rumah
mbak Retno rencananya bakal mampir dulu ke rumah Maul, membawa serta
tuan rumah & karibnya-Fuad ke 'medan perang'. Sayang, tinggal
beberapa jengkal dari rumahnya, mas Tommy ini mengirim SMS
mendadak,"Aku ra sido melu pak, mergane bla-bla-bla" . Efek
lanjutannya Fuad juga membatalkan keikutsertaannya dg alasan
tersendiri. Duh... pasangan ini memang kompak banget.
Tiba di lokasi, jam menunjuk waktu 19.50. Masih kurang 10 menit lagi.
Masa jeda ini lalu diisi obrolan sembari makan dg Upi yg segar tapi
berasa singkat. Delapan malam tepat, jam karet anak2 masih belum
berubah. Belum ada satupun yg nongol. Nggak sabar, kuangkat telpon
dan minta Robi cs segera datang.
Dalam hitungan menit, empat sosok muncul tergopoh-gopoh (saya suka
sekali dg pilihan kata ini, hahaha): Robi-Didik-Widi- Kunto. Bukan
cuma mereka, tampang2 familiar anak 2000 secara kebetulan juga
menampakkan diri, Kenthus, Alfian & Sofy_him. Lalu Purwo dan Devi.
Formasi ini menghasilkan cerita dan guyonan-guyonan seru. Kesemarakan
bertambah dg kehadiran satu profil yg sebelumnya tak diperkirakan
datang, si "mantan juru selamat" (he-he) Erwan. Maaf, bukannya tidak
mengharapkan lho, tapi surprise aja dia menyempatkan diri ada.
Meskipun kemudian dia lebih banyak speechless, toh semangat
kebersamaannya sangat patut dihargai. Ditambah dengan kemunculan Musa
yg mengaku baru saja tiba dari rumah Eyang-nya di Wonogiri. Wah salut!
Imam memberi kejutan kecil ketika mengisi kekosongan yg sempat
tinggal akibat kepulangan teman-teman 2000. Eka juga menyumbangkan
keceriaan lain dg tawa dan gaya bertuturnya yg khas. Duka akibat
gempa seolah tak berbekas, paling tidak untuk saat itu (Kami akan
selalu di belakangmu Ka-juga Dewi!). Jual beli cerita pun jadi
semakin hidup. Gosip2 terbaru seputar 99, penertawaan masa lalu,
bedah rencana masing-masing termasuk soal merit, perdebatan tentang
kucing (mudah ditebak siapa yg ngomongin ini) sampai ke evergreen
theme: siapa2 yg masih setia bertahan di kampus. Segala rupa
celotehan tumplek-blek jadi satu...dan lagi2 terselip sedikit topik
yg nyerempet 'our man of generation' Ifan "Uhuk" a.k.a. The L-men
Man. Hehehehe. Nasibmu Fan, fan... Malam yg meninggi tidak lantas
menurunkan tensi kejut kami. Berturut-turut tiga teman kita yg selama
ini lebih banyak bergerak di bawah tanah, Anwar Bos'e, Romi dan
terakhir Kanda Joko (sayang kali ini tanpa ditemani pasangan
legendarisnya, Dinda Joyo) menunjukkan tampilan terbarunya. Sungguh
satu perjumpaan yg tak terduga! Coba kalian jadi ke Solo Mis,
Ndhol... wuih.
Overall, meski sempat dinodai oleh ingkarnya janji Rudy (he-he,
jangan salahkan aku menulis begini tapi karena salahmu jualah) dan
tidak hadirnya beberapa figur yg sebenarnya dinantikan karena sedang
berada di Solo seperti misalnya Gusur, Dyah, Andi3 yg lg ada acara
keluarga (atau gak mau ketinggalan nonton Liverpool sih pak??), Affan-
where were u dude?, Sony sang Jenderal, Bram yg katanya baru aja
sakit (klo yg ini kami bisa maklum) dan CL yg hanya bisa nitip absen
karena lg mudik Semarang ...sayang Yuyuk dan Ningrum tidak sempat
dikasih tau (kami benar2 minta maaf untuk kelalaian ini)...
pertemuan kemarin sangat memberi morfin kegembiraan- meski sesaat,
menyuntikkan serum kegairahan di sela-sela libur (bg yg udah kerja)
yg langka. Nongkrong bersama, saling lempar pace2an trus ketawa
bareng. Truly released our fatigue from all those pressure that sucks!
Tiga jam yg harus dibubarkan oleh kantuk masing-masing pun ternyata
masih menyisakan satu rasa tidakpuas yg manusiawi: kurang lama dan
kurang banyak (yg hadir). Sebuah pertemuan yg singkat untuk satu
penantian yg panjang. Yg kita tidak tahu pasti kapan akan terulang
kembali. Meski jelas kita semua percaya bahwa kita akan bersua lagi
di lain kesempatan.
Mari berharap kesempatan itu akan menghampiri kita lagi. Sesering
mungkin.
Long live architect 99! We're still a big family!
minggu pagi
-warm regards
jati
Sangat menginspirasi.
NARASI
Sabtu, 19 Agustus, jam dua siang waktu Solo. Lagi asyik ngobrol
dengan Robi di kosnya yg teduh di siang tapi gerah di malam hari (he-
he), tiba2 nongol dua sahabat kita, Purwo dan Didik. Kedatangan
mereka lantas mengingatkan pada acara kumpul2 di malam harinya.
Langsung saja pikiran ruwet yg masih bercabang ke rencana persiapan
liputan di Solo dan sekitarnya minggu depan, sontak buyar dan menjadi
lurus kembali. Agenda kerja musti dicampakkan. Bodo! Ini kan
liburan... Tapi busyet, ternyata aku kelupaan belum ngabarin
kepastian ngumpul2nya ke teman2. Sudah jadi kewajiban moral karena
bulan kemarin aku koar2 pengen ngajakin kumpul bareng. Lewat rapat
kilat disepakati: tempat di hik prau STSI, jam 8 malam. Langsung saja
jari-jemariku beraksi. Pencet sana pencet sini sampai akhirnya harus
terhenti saat argo pulsa di hp-ku tinggal menunjuk angka 70 rupiah.
Gak papa, demi 99...
Menjelang senja, masih di kos Robi, datang tamu kejutan yg
menyenangkan. Widi muncul ditemani Kunto, anak 2003 yg juga
tetangganya. Sejurus kemudian menyusul Rudy "Kentang". Setelah
terlibat perbincangan hangat, selepas maghrib Rudy pamit tapi
berjanji akan datang lagi ke venue tepat waktu. Di saat bersamaan,
aku juga meluncur keluar ke Kartosuro untuk menjemput Upi. Dari rumah
mbak Retno rencananya bakal mampir dulu ke rumah Maul, membawa serta
tuan rumah & karibnya-Fuad ke 'medan perang'. Sayang, tinggal
beberapa jengkal dari rumahnya, mas Tommy ini mengirim SMS
mendadak,"Aku ra sido melu pak, mergane bla-bla-bla" . Efek
lanjutannya Fuad juga membatalkan keikutsertaannya dg alasan
tersendiri. Duh... pasangan ini memang kompak banget.
Tiba di lokasi, jam menunjuk waktu 19.50. Masih kurang 10 menit lagi.
Masa jeda ini lalu diisi obrolan sembari makan dg Upi yg segar tapi
berasa singkat. Delapan malam tepat, jam karet anak2 masih belum
berubah. Belum ada satupun yg nongol. Nggak sabar, kuangkat telpon
dan minta Robi cs segera datang.
Dalam hitungan menit, empat sosok muncul tergopoh-gopoh (saya suka
sekali dg pilihan kata ini, hahaha): Robi-Didik-Widi- Kunto. Bukan
cuma mereka, tampang2 familiar anak 2000 secara kebetulan juga
menampakkan diri, Kenthus, Alfian & Sofy_him. Lalu Purwo dan Devi.
Formasi ini menghasilkan cerita dan guyonan-guyonan seru. Kesemarakan
bertambah dg kehadiran satu profil yg sebelumnya tak diperkirakan
datang, si "mantan juru selamat" (he-he) Erwan. Maaf, bukannya tidak
mengharapkan lho, tapi surprise aja dia menyempatkan diri ada.
Meskipun kemudian dia lebih banyak speechless, toh semangat
kebersamaannya sangat patut dihargai. Ditambah dengan kemunculan Musa
yg mengaku baru saja tiba dari rumah Eyang-nya di Wonogiri. Wah salut!
Imam memberi kejutan kecil ketika mengisi kekosongan yg sempat
tinggal akibat kepulangan teman-teman 2000. Eka juga menyumbangkan
keceriaan lain dg tawa dan gaya bertuturnya yg khas. Duka akibat
gempa seolah tak berbekas, paling tidak untuk saat itu (Kami akan
selalu di belakangmu Ka-juga Dewi!). Jual beli cerita pun jadi
semakin hidup. Gosip2 terbaru seputar 99, penertawaan masa lalu,
bedah rencana masing-masing termasuk soal merit, perdebatan tentang
kucing (mudah ditebak siapa yg ngomongin ini) sampai ke evergreen
theme: siapa2 yg masih setia bertahan di kampus. Segala rupa
celotehan tumplek-blek jadi satu...dan lagi2 terselip sedikit topik
yg nyerempet 'our man of generation' Ifan "Uhuk" a.k.a. The L-men
Man. Hehehehe. Nasibmu Fan, fan... Malam yg meninggi tidak lantas
menurunkan tensi kejut kami. Berturut-turut tiga teman kita yg selama
ini lebih banyak bergerak di bawah tanah, Anwar Bos'e, Romi dan
terakhir Kanda Joko (sayang kali ini tanpa ditemani pasangan
legendarisnya, Dinda Joyo) menunjukkan tampilan terbarunya. Sungguh
satu perjumpaan yg tak terduga! Coba kalian jadi ke Solo Mis,
Ndhol... wuih.
Overall, meski sempat dinodai oleh ingkarnya janji Rudy (he-he,
jangan salahkan aku menulis begini tapi karena salahmu jualah) dan
tidak hadirnya beberapa figur yg sebenarnya dinantikan karena sedang
berada di Solo seperti misalnya Gusur, Dyah, Andi3 yg lg ada acara
keluarga (atau gak mau ketinggalan nonton Liverpool sih pak??), Affan-
where were u dude?, Sony sang Jenderal, Bram yg katanya baru aja
sakit (klo yg ini kami bisa maklum) dan CL yg hanya bisa nitip absen
karena lg mudik Semarang ...sayang Yuyuk dan Ningrum tidak sempat
dikasih tau (kami benar2 minta maaf untuk kelalaian ini)...
pertemuan kemarin sangat memberi morfin kegembiraan- meski sesaat,
menyuntikkan serum kegairahan di sela-sela libur (bg yg udah kerja)
yg langka. Nongkrong bersama, saling lempar pace2an trus ketawa
bareng. Truly released our fatigue from all those pressure that sucks!
Tiga jam yg harus dibubarkan oleh kantuk masing-masing pun ternyata
masih menyisakan satu rasa tidakpuas yg manusiawi: kurang lama dan
kurang banyak (yg hadir). Sebuah pertemuan yg singkat untuk satu
penantian yg panjang. Yg kita tidak tahu pasti kapan akan terulang
kembali. Meski jelas kita semua percaya bahwa kita akan bersua lagi
di lain kesempatan.
Mari berharap kesempatan itu akan menghampiri kita lagi. Sesering
mungkin.
Long live architect 99! We're still a big family!
minggu pagi
-warm regards
jati
0 Comments:
Post a Comment
<< Home